"Aku baru kali ini deh nemu cowok kayak kamu."
"Loh? Emangnya aku kayak gimana yah? Hahaha."
"Entah, Dre. Aku beruntung bisa ketemu kamu."
Andre tak sengaja mengingat memori ketika dirinya dan Sarah baru beberapa minggu jadian. Pada hari itu, mereka terlihat yakin bahwa keduanya akan saling menjaga hubungan selama mungkin. Andre menaruh keyakinan besar pada Sarah, bahwa Sarah akan menjadi labuhan terakhirnya sebelum dan setelah lulus dari perkuliahan.
Sebuah keyakinan yang dengan mudahnya remuk dikhianati oleh orang yang begitu dicinta.
Andre melangkah masuk ke dalam Gedung Fakultasnya. Sorotan matanya begitu bengis menampik orang-orang yang memperhatikannya.
Tangannya sudah gatal mengeluarkan pisau dari kantung celananya.
"Andre!" teriak seorang perempuan dari kejauhan.
Andre terkejut, dirinya disapa oleh seseorang yang bukan dari masanya. Ia mencoba untuk tidak menoleh dan menghindar.
"Eh, Dre! Ish, dipanggil juga!" Perempuan itu berhasil menarik bahu Andre dan memaksanya menoleh.
"Ah, iya, kenapa Ren?" Jawab Andre menyapa sahabat Sarah dan juga teman main Andre, Irene.
"Ish, gua tau lu mau siap-siap nembak Sarah hari ini. Tapi jangan kikuk-kikuk amat lah." Ujar Irene dengan keras.
Andre sergap menutup mulut Irene. "Sshh. Jangan keras-keras. Kalo Sarah lewat trus denger gimana?"
"Sarah gak bakalan denger. Dia ada di lantai 3 lagi nungguin Pak Izul yang datengnya selalu telat. Gua entar sekelas kok sama dia. Masih sesuai rencana kita kan?" Tanya Irene.
Andre kebingungan tentang rencana yang dimaksud Irene. "Rencana... apa nih?"
"Ish, rencana lu nembak dia di taman! Lu kan minta gua buat anter dia ke Taman Kampus sehabis jam kuliah Sarah. Dan.. lo kan harusnya sekarang persiapan di taman." Ujar Irene.
"Oh iya.. rencana itu. Aha, iya gua lagi butuh jalan-jalan dulu keliling buat siapin mental aja sih ini eheheh." Alibi Andre.
"Yaudahlah, gua ke kantin dulu deh. Be-te-we, gak biasanya lu pake jaket hoodie. Tumben-tumbenan, Dre." Kata Irene menilik gaya pakaian Andre.
"Oh iya, ini.. jaket jarang dipake. Jaket pas SMA, jadi gua hari ini mau pake aja.. sebagai keberuntungan hahaha."
Irene menyipitkan matanya sembari merasa aneh pada Andre hari ini. "Yaa terserahlah. Gue ke kantin dulu."
Andre menghela nafasnya. Bodohnya ia melupakan soal hari penembakannya dengan Sarah. Saat itu ia merencanakan hari ini dengan Irene tanpa sepengetahuan Sarah. Bisa gawat jika Irene curiga bahkan sampai dirinya bertemu dengan Andre yang hidup di masa ini.
Andre tak punya banyak waktu. Ia harus sesegera mungkin menghabisi Sarah.
Ia langsung menuju lantai 3 dan mengintip setiap kelas satu persatu untuk mencari Sarah. Ia mulai berkeringat dingin, tampak gugup, namun begitu berambisi menyelesaikan niatannya.
Sampai di kelas paling ujung, ia mendapati Sarah duduk sendirian membaca buku catatannya di sebuah meja.
Melihat wajah itu, Andre langsung berkilas balik tentang segala momen saat mereka masih berhubungan.
Wajah itu, yang kini membuat Andre patah dan sakit hati setiap kali melihatnya. Andre berada dalam pilihan tersulitnya,
apakah ia sangat perlu membunuh Sarah?
BERSAMBUNG...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Plz leave a like & comment :D