SELALU KLIK JUDUL SEBELUM BACA YEH


Kamis, 15 September 2016

Rasanya aneh, ya

Saya dulu sempat mengira bahwa suatu saat perempuan yang saya telah jatuhi hati saya ini akan jadi teman hidup saya semasa kuliah. Bahkan mungkin saja melampaui.

Entah kenapa saya merasa nyaman setiap didekat dia. Nyaman yang gak beralasan dan tanpa alasan.

Sejak pertemuan pertama dengan dia, saya hanya bisa suka, suka, suka, dan sayang. Walau dari jauh.

Dan setelah berhubungan pun, semakin besar rasa menang saya, rasa bangga saya bahwa saya ternyata punya kesempatan itu.

Dia memberi saya kesempatan dari sekian kegugupan dan keraguan saya, apa saya harus katakan atau jangan katakan.

Saya putuskan untuk katakan, dan mungkin itulah awal dari semua permasalahan.

Semua orang berkata terlalu cepat dan terburu-buru, padahal cinta jangan buru-buru karena Belanda masih jauh.

Tetapi niat saya baik, saya cinta sama dia, gapeduli orang mau bilang apa mau gimana mau kenapa bla bla bla.

Dan sekarang saya di ujung jalan, gak tau harus buat apa, mau gimana, kenapa dan bla bla bla.

Ditengah perasaan gantung antara saya masih sangat cinta sama dia, tapi saya akui sangatlah sulit membuat dia cinta dengan saya.

Pertanyaan terbesar belum terjawab, bagaimana cara agar ia memikirkan saya seperti saya memikirkan dia?

Bagaimana cara agar ia memerhatikan saya seperti saya memerhatikan dia?

Bagaimana cara agar ia mencintai saya seperti saya mencintai dia?

Semua ini terkumpul dikepala saya mengambang, ingin saya luapkan entah bagaimana caranya.

Ada kalanya saya ingin kejar dia terus, walaupun dia tak ingin dikejar.

Namun sepertinya saya mulai bingung harus bagaimana. Hubungan ini semakin aneh.

Dia cocok kalau saya menjadi temannya saja, sedangkan saya sebaliknya.

Ingin saya sampingkan ego saya, mengerti dia, mengalah buat dia.

Ada waktunya saya bilang, "yaudahlah, keknya sampe sini aja larinya."

Ya, yaudah sampe sini aja larinya.

Habis bingung, kenapa perasaan saya bilang saya harus kejar dia, tapi kenyataannya saya harus lepas dia?

Perasaan saya bilang, dia masih kadang mikirin lo, tapi kenyataan saya bilang, lo hanya bertepuk sebelah tangan.

Saya tak ingin membingungkan dirinya. Sama sekali.

Justru saya yang bingung. Kenapa harus begini.

Saya butuh dia, biarpun dia gak butuh saya.

Kalau ini memang perasaan yang salah, saya mau perasaan ini cepet hilang, bukan dia yang menghilang.

Kalau perasaan ini bener, saya mau terus ada buat dia. Saya mau restart game karena sebelumnya saya game over sama dia.

Karena semakin hari, saya semakin benci berpura-pura.

Jika dia kembali, apa dia kembali seutuhnya?

Tolong kembali.

-ardhikadikoy, 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Plz leave a like & comment :D