Inception, Drama Mimpi di dalam Mimpi
"Dreams feel real while we're in them. It's only when we wake up that we realize something was actually strange." -Cobb, Inception (2010)
Jika menyebutkan karya Nolan manakah yang menjadi favorit saya, maka saya akan terlebih dahulu menyebut "Inception" sebagai yang paling saya suka. Sebuah film yang menurut saya rasanya tak afdhol jika hanya menonton sekali, dua atau bahkan tiga kali. Nolan seperti memberi 'pengawet', seperti halnya film-filmnya terdahulu, selalu tak bisa ditonton sekali dua kali saja. Mereka-mereka yang pernah menonton setidaknya salah satu karya Christopher Nolan, pasti pernah merasakan 'pengawet' yang tadi disebutkan, dan bukan 'pengawet' yang menjurus negatif tetapi justru membuat kita semakin berdecak kagum lewat karyanya.
Inti dari plot film "Inception" adalah 'merubah pemikiran seseorang dengan media alam bawah sadar'. Nolan lagi-lagi mengambil salah satu ide cerita yang 'antimainstream' setelah sebelumnya sukses menuai decak kagum dengan ide cerita yang sama 'antimainstream'nya di "The Prestige" (2006), "Insomnia" (2002) dan "Memento" (2000). Untuk penyajian cerita, masih terdapat semacam plothole di beberapa poin film yang kurang mendapat penelusuran, sehingga di beberapa kesempatan seperti tidak jelas dan membuat bingung. Tetapi untuk penyampaian pesan dan makna dari cerita sudah cukup baik.
Film ini mungkin bergenre fiksi ilmiah yang dibumbui Drama dan Action-Thrilling dengan berbagai adegan 'gunshots' yang cukup berisik. Anehnya, terkadang saya masih bisa tertawa ditengah adegan 'thrill' yang harusnya tegang, karena melihat banyak sekali orang-orang yang tidak bisa 'menembak dengan benar' di film ini. Ambil contoh: adegan kejar mengejar di Mombasa. Banyak sequence dimana seseorang menembaki Leonardo Di Caprio yang bahkan kita sebagai penonton saja tahu kalau menembak dengan jarak seperti itu pasti kena, tapi justru tidak kena-kena. Apakah sejago itu Leo di film ini hingga bisa menghindar dari tembakan-tembakan di depan matanya? Oke, Nolan mungkin menaruh 'gunshots' untuk menambah ketegangan di sebuah adegan, tetapi letak kerealistisan dalam adegan kejar mengejar juga tetap harus diperhatikan. Tapi untuk keseluruhan adegan kejar-kejaran di film ini, saya masih bisa acungi dua jempol saya.
Di film ini, kita juga menemukan drama konflik antara ayah dengan anak, suami dengan istri 'yang sudah meninggal', pekerja dengan yang mempekerjakan, dan sebagainya. Dan semua tersaji secara epik baik di luar maupun di dalam mimpi. Namun satu hal, drama ini pun tidak cukup kuat tanpa sokongan music scorenya Hans Zimmer. Lagi-lagi, Nolan mempercayakan karyanya untuk di'hias' lewat tangan dingin Hans, yang juga sudah beberapa kesempatan menggubah score dan soundtrack untuk film-film Nolan. Dia menaruh dua sisi soundtrack, yakni dark dan light serta rush dan calm, yang menurut saya sudah sangat cocok mengiringi setiap momen di film ini. Mungkin tanpa gubahan Hans, "Inception" akan sedikit terasa hambar.
Nolan juga masih dengan prinsipnya yaitu sangat meminimalisir penggunaan CGI di setiap filmnya. Maka dari itu ia mencoba membuat semua adegan tampak se-realistis mungkin namun dengan tambahan special effects yang membuat tiap adegan semakin berisi. Dan menurut saya langkah ini patut ditiru oleh sineas-sineas barat maupun negara kita sendiri. Production House film ini bahkan rela merogoh kocek dalam untuk merakit set film yang cukup masif demi adegan yang realistis, padahal mereka bisa saja dengan mudahnya memanfaatkan CGI di beberapa adegan.
Dan tak kalah penting, para aktor dan aktrisnya, dimana Leonardo Di Caprio menjadi protagonis yang kuat dengan ekspresi penuh penyesalannya. Dengan rekan-rekannya seperti Jo Gordon-Levitt yang take it too serious, Tom Hardy yang cengenges, Ken Watanabe yang merasa honorable man, Ellen Page yang paling pintar di kawanan Leo serta Dileep Rao yang setidaknya kegunaannya melebihi seorang chemist. Dan juga jangan lupa antagonis utama, Marion Cotillard, yang berhasil memerankan karakter hantu dari masa lalu terbaik.
Mungkin untuk beberapa dekade kedepan, "Inception" masih akan tetap bertahan sebagai film fiksi ilmiah yang selalu menarik untuk ditonton. Penggemar-penggemar baru dari film Nolan juga diprediksikan masih akan terus bermunculan. Lewat karya ini pula, masuk akal bila menjadikan Christopher Nolan sebagai salah satu sutradara terbaik di dunia saat ini.
(9,2/10 - ★★★★★/Best)
P.S: Bonus satu scene yang paling saya suka di film ini.
Data film
Sutradara: Christopher Nolan
Produksi: Legendary Pictures
Cast: Leonardo Di Caprio, Joseph Gordon-Levitt, Ken Watanabe, Marion Cotillard, Ellen Page, Tom Hardy, Cillian Murphy, ...
Durasi: 148 menit
Rilis: 16 Juli 2010 (US dan UK)
Trivia:
Nolan sudah menulis treatment 80 halaman tentang "pencuri mimpi" setelah ia selesai dengan "Insomnia" (2002). Namun karena ia masih butuh pengalaman lebih untuk memproduksi film yang rumit dan mendalam ini, ia memutuskan untuk menunda proyek ini dan fokus ke "Batman Begins", "The Prestige" dan "The Dark Knight".
Tags:
#Inception #ReviewFilm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Plz leave a like & comment :D