Bukan hal aneh lagi di zaman sekarang, jika seseorang tersinggung dengan perbuatan/perkataan orang lain dan orang itu mengucapkan kata, "cih, BAPER."
Kenapa bisa kata "bawa perasaan" jadi kata yang ampuh untuk mematikan perasaan tersinggung seseorang?
Jauh sebelum saya mencoba menulis ini, banyak orang yang sudah beropini bahwa "Kata Baper mulai memudarkan kata Maaf."
Apa susahnya berkata maaf sudah membuat tersinggung, ketimbang mengucapkan kata pengalih kesalahan itu?
Bahkan pada kodratnya saja, manusia itu berbeda-beda. Ada yang biasa saja jika tersinggung, dan ada juga yang "Ngambekan" ketika tersinggung.
Tapi itu bukan berarti Ngambek adalah hal yang salah, dan Baper harus dibenarkan. Gak seperti itu.
Toh ngambek juga bagian dari menyadarkan orang yang berbuat salah agar sadar.
Lalu, mengapa zaman sekarang malah yang disinggung yang disuruh beradaptasi? Disuruh untuk tidak mengambil hati perbuatan/perkataan orang tersebut?
Stop baper, bukan berarti Baper nya yang dilarang. Tapi Kata Maaf nya yang hendak dibilang.
Jika marah saja dilarang, bagaimana orang bisa menemukan bahagia?
-ardhika dikoy, 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Plz leave a like & comment :D