SELALU KLIK JUDUL SEBELUM BACA YEH


Sabtu, 25 Februari 2017

Paradoks

Misalkan sekarang ini gue membuat sebuah pernyataan/statement yang berbunyi "Pernyataan ini adalah salah.", maka apakah pernyataan gue sekarang benar atau salah?

Kalau statement gua barusan itu benar, berarti statement gua salah dan kalau salah, berarti statement gua barusan adalah benar. Tapi kan statementnya salah, berarti statementnya benar, tapi salah.

Hmm.

That is called Paradox.

Yang barusan gua contohin adalah Liar Paradox.

Jadi paradoks adalah sebuah pernyataan/statement yang kebenarannya berkontradiksi dengan pernyataan itu sendiri alias bisa benar tapi bisa juga salah.

Duh, gangerti ya?

Gue kasih gambaran lagi, this one's called Curry's Paradox,

Jika ada sebuah pernyataan, "Jika pernyataan ini benar, maka Jerman berbatasan dengan Cina."

Karena kita tahu bahwa negara Jerman gak berbatasan sama Cina, berarti pernyataan diatas adalah benar. Berarti kalo benar, maka harusnya Jerman berbatasan dengan Cina. Tapi kan harusnya.. ARGGGGHHHH!!!

Mari kita coba arahnya, kita asumsikan Jerman benar berbatasan dengan Cina. Berarti pernyataan diatas itu salah. Nah kalo salah, harusnya Jerman gak berbatasan dengan Cina. Hmm..

Get it?

Banyak banget contoh-contoh Paradoks yang ditemukan dan dikemukakan oleh para ahli di dunia. Dan banyak dari Paradoks tersebut menjadi bahan perdebatan terus-menerus sampai kepala para ahli itu botak kebanyakan mikirin statement yang gak ada ujungnya.

Misalkan lagi, contoh paradoks ketiga, ini dinamakan Barber Paradox.

Tau Barber kan lu pada? Tukang cukur? Nah, misalkan di sebuah tempat tukang cukur ada pernyataan begini. "Tukang cukur hanya mencukur orang-orang yang tidak bisa mencukur rambut mereka sendiri."

Lalu muncul pertanyaan, "Apakah si tukang cukur mencukur rambutnya sendiri?"

Kalo si tukang cukur bener mencukur rambutnya sendiri berarti dia bukan tukang cukur, karena tukang cukur hanya mencukur orang-orang yang tidak bisa mencukur rambut mereka sendiri. Nah loh?

Kalo si tukang cukur tidak mencukur rambutnya sendiri, maka si tukang cukur masuk ke dalam kelompok orang-orang di tempat cukurnya yang gak bisa mencukur dirinya sendiri, dan sebagai tukang cukur, ia juga harus mencukur dirinya sendiri. Tapi kan tadi katanya dia gaboleh mencukur dirinya sendiri?

Suruh tokonya tutup aja deh mending.

Nah kayak gitu, bahkan kalo kita mau bicara fiksionalnya, paradoks pun berlaku dalam eksperimen perjalanan waktu. Para ahli sering menyebutnya "Time Travel Paradox/Paradoks Perjalanan Waktu"

Gue mau mengambil contoh yang terkenalnya, yaitu Grandfather Paradox.

Misalkan elo nih, elo punya ibu/ayah. Dan lo benci banget sama mereka. Pake banget. Mereka sering ngomelin lo, mukul lo pake gagang kemoceng, gagang sapu, gagang stik golf, stik ps, stik es krim, pokonya semua gagang.

Kemudian lo berfikir untuk membunuh mereka berdua. Tapi lo gak tega kalo bunuh langsung.

Akhirnya lo kembali ke masa lalu, jauh sebelum ibu dan ayah lo lahir. Lo ke jaman kakek lo.

Lo ketemu sama kakek lo, dan lo bunuh dia. Pake gagang kemoceng, gagang sapu, gagang stik golf, stik ps, ya pokoknya semua gagang. Lo berhasil membalas dendam.

Everything looks perfect. Tapi jika lo menyadari, harusnya kalo lo membunuh kakek lo di masa lalu, berarti ibu dan ayah lo harusnya gak pernah lahir, dan kalo ibu dan ayah lo gak pernah lahir, harusnya lo gak pernah lahir juga.

Trus, kok bisa lo masih disini?

TO BE CONTINUE.

1 komentar:

Plz leave a like & comment :D